Review Film Korea Ditto (2000) : Fantasi Melodrama Radio HAM Melompati Waktu

 

Ditto (2000), salah satu film klasik yang baru-baru ini kutonton dikarnakan rasa penasaranku setelah melihat film remake-nya yaitu Ditto (2022) di masa sekarang. Memang benar sudah banyak sekali film yang mengambil genre fantasi time travel, tetapi aku memikirkan betapa cerdasnya pemikiran cakkanim dalam membuat naskah Ditto pada masa lalu. Ditto merupakan film yang rilis di bulan Mei tahun 2000, berdurasi 110 menit, karya dari penulis Jang Jin dan Shin Jae-Ho, disutradari oleh Kim Jeong-Kwon, serta di produseri oleh Kam Sam-Jin, Seo Il-Sik, dan Lim Dong-Moon

Yoon So-Eun

Ditto berfokus pada mahasiswi bernama Yoon So-Eun (Kim Ha-Neul). Karakternya yang pemalu membuat dirinya hanya mempunyai seorang teman bernama Seon-Mi— gadis itu sedang mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu. So-Eun menyukai kakak tingkatnya yaitu Ji Dong-Hee (Park Yong-Woo). Kembalinya Dong-Hee sunbae dari wamil membuat So-Eun terus mencari keberadaannya dan mengintipnya dari jauh. Dong-Hee kebetulan melihatnya langsung mengejarnya dan So-Eun memilih masuk kedalam ruangan klub radio HAM untuk bersembunyi, mereka berbicara singkat— dan untuk memecah keheningan So-Eun mengatakan bahwa dirinya mengikuti klub radio HAM dan berakhir membawa pulang radio tersebut.

Ji In

Suatu hari radio tersambung dengan seorang pria bernama Ji-In (Yoo Ji-Tae), dan ternyata mereka kuliah di kampus yang sama. Dikarnakan So-Eun masih pemula dan tidak mengikuti klub, Ji-In berniat untuk meminjamkan buku tentang radio HAM— So-Eun dan Ji-In memutuskan untuk bertemu di menara jam depan gedung kampus utama. Keesokan harinya mereka saling menunggu ditempat yang sama, namun yang ditunggu tidak kunjung datang lantaran So-Eun dari tahun 1979 dan Ji-In dari lintas waktu 2000. Keduanya dipisahkan dengan jarak 20 tahun dengan budaya yang telah berubah.

Yoon So-Eun, Ji Dong-Hae, dan Heo Seon-Mi

• coldclover's point :  Banyak hal yang ingin kusampaikan dan kesimpulannya adalah Ditto (2000) sebuah melodrama menarik yang tidak berakhir dengan baik. Pengaturan latar dan musik bagus untuk periode ini dan aku menikmati perasaan benar-benar berada di kampus tempo dulu selama pemutaran film. Ceritanya cukup menyegarkan dengan menghubungkan masa lalu dan masa depan (Memang tidak mungkin,tetapi bisa saja terjadi dalam kehidupan nyata bukan? Mulai halu nih wkwk😆). Menurutku fokus utamanya bukanlah kisah cinta, melainkan kehidupan sehari-hari So-Eun, mahasiswi biasa yang menyukai Dong-Hee seniornya. 

Karakter So-Eun pada dasarnya pemalu, dan Kim Ha Neul memerankannya dengan bertindak seperti gadis muda yang sedang jatuh cinta, menjadi melongo setiap kali Dong-Hee datang, ragu-ragu sebelum berbicara, tersipu, dan sesekali mengatakan sesuatu yang bodoh (seperti dia berada di klub radio ham ketika dia ditemukan oleh Dong-Hee). Dapat disimpulkan jika So-Eun sangat tergila-gila pada seniornya, tetapi aku tidak menyangka jika Ia memilih tidak akan memperjuangkan cintanya apalagi Ia menjalani sisa hidupnya tanpa kekasih ataupun suami. Aku merasa kasihan pada So-Eun karna Seon-Mi jelas tahu bahwa dirinya sangat menyukai Dong-Hee dan aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya So-Eun dikhianati tanpa campur tangan Ji In. Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa memaafkan sahabatnya itu, apakah karena keberadaan Ji-In? 

Takdir mempertemukan So-Eun dengan putra dari pria yang disukainya, bahkan tanpa kata-kata pun mereka saling mengenali. So-Eun mengatakan “Orang meninggalkan aromanya dan ada pula yang mewariskan kepada orang lain.”. Jadi sang ayah (Ji Dong-Hae) mewariskan aromanya kepada putranya (Ji-In) sehingga dia dapat mengenalinya meskipun belum pernah bertemu dengannya. Tetapi masalahnya kenapa mereka harus terhubung satu sama lain? 

Ji In dan Seo Hyun-Ji

Untuk Ji-In dan Hyun-Ji, mereka adalah teman sekelas dengan hubungan yang membingungkan(?). Hyun-Ji terlihat jelas menyukai Ji-In, hanya saja pria itu cuek dan tidak menanggapinya dengan serius.  Walaupun Hyun-Ji percaya dengan radio HAM yang dapat berkomunikasi tanpa disambungkan, tetapi hubungan mereka yang terkesan abu-abu dengan penyelesaian yang canggung menurutku sangat disayangkan. Akan lebih baik jika potongan adegan Ji-In dan Hyun-Ji ditampilkan lebih banyak didalamnya.

• Sedikit menyenangkan melihat aktor/aktris ternama beradu akting pada saat mereka remaja. Bagi kdrama enthusiast tentunya tak asing dengan nama Yoo Ji-Tae (male lead Money Heist dan Healer), Kim Ha-Neul (female lead 18 Again dan Gentleman's Dignity), Ha Ji-Won (female lead Curtain Call, The King 2 Hearts, Secret Garden— she's my fav, apapun tentang eonni yang satu ini pasti bagus dan tak dapat terlewatkan xixi😆) dan Park Yong-Woo (male lead Tracer and Priest). Aku menyadari bahwa mungkin film ini dulunya terkenal dikarnakan bertabur bintang, walaupun alurnya lambat dan aktingnya terkesan berbeda, namun mereka sudah tampil cukup baik dan maksimal.

• 📋 Mengenai rating, dari 1-10 aku kasi nilai 7 untuk drama ini. Secara keseluruhan ceritanya bukan yang terbaik, tapi juga tidak terlalu buruk. Menurutku masih bisa ditonton tetapi jangan mengharapkan kisah cinta atau thriller dan misteri. Film ini hanyalah kisah kehidupan sehari-hari biasa dengan hubungan masa kini dan masa lalu yang tidak realistis, jadi jangan berharap terlalu banyak [Cek Rating K-film lainnya di coldclover drama rating in mydramalist ]. 

• Jika ada yang berminat untuk menyaksikan film Ditto (2000) bisa langsung pc aku di telegram @coldclover ya chingudeul😆

Sekian review k-film kali ini, see ya in the next post^^~